Minggu, 26 November 2017

8 mutiara menuntut ilmu didunia fana

Ibnu Hajar Al Asqalani, beliau adalah seorang anak yatim, Ayahnya meninggal pada saat beliau masih berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika beliau masih balita. Di bawah asuhan kakak kandungnya, beliau tumbuh menjadi remaja yang rajin, pekerja keras dan sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupannya serta memiliki kemandirian yang tinggi. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 sya’ban tahun 773 Hijriyah di pinggiran sungai Nil di Mesir.

Nama asli beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqalan. Namun ia lebih masyhur dengan julukan Ibn Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti anak batu sementara Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah.

Suatu ketika, saat beliau masih belajar disebuah madrasah, ia terkenal sebagai murid yang rajin, namun ia juga dikenal sebagai murid yang bodoh, selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah di ajarkan oleh gurunya di sekolah yang membuatnya patah semangat dan frustasi.


Beliaupun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya. Di tengah perjalanan pulang, dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebatnya, mamaksa dirinya untuk berteduh didalam sebuah gua. Ketika berada didalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut. Beliau pun berguman dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat kejadian itu beliaupun merenung, bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus. Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia di asah trus menerus maka ia akan manjadi lunak. Batu yang keras saja bisa terlubangi oleh tetesan air apalagi kepala saya yang tidak menyerupai kerasnya batu. Jadi kepala saya pasti bisa menyerap segala pelajaran jika dibarengi dengan ketekunan, rajin dan sabar.

Sejak saat itu semangatnya pun kembali tumbuh lalu beliau kembali ke sekolahnya dan menemui Gurunya dan menceritakan pristiwa yang baru saja ia alami. Melihat semangat tinggi yang terpancar dijiwa beliau, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid disekolah itu.

Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau manjadi murid yang tercerdas dan malampaui teman-temannya yang telah manjadi para Ulama besar dan ia pun tumbuh menjadi ulama tersohor dan memiliki banyak karangan dalam kitab-kitab yang terkenal dijaman kita skrang ini. Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.

Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).

Catatan: “Kisah Beliau diatas bisa menjadi motivasi bagi kita semua, bahwa sekeras apapun itu dan sesusah apapun itu jika kita betul-betul ikhlas dan tekun serta continue dalam belajar niscaya kita akan menuai kesuksesan. Jangan pernah menyerah atau putus asa, karena kegagalan itu hal yang biasa, tapi jika Anda berhasil bangkit dari kegagalan, itu baru luar biasa.

Sabtu, 25 November 2017

Kisah HATIM AL-ASHAM

Hatim al-asham adalah orang yang sangat sopan dan jg dermawan. Pada suatu hari datanglah seorang wanita kepadanya untuk meminta sesuatu. Tanpa disengaja, wanita itu telah mengeluarkan kentut dg sdikit keras dihadapan Hatim Al Asham, maka wanita itupun menjadi salah tingkah, tetapi Hatim Al Asham adalah org yg baik, ia mengerti bagaimana perasaan wanita, tentu wanita ini sangat malu dengan suara kentutnya yg lumayan keras, jd Hatim pura-pura tdk mendengar kentut wanita itu.
Hatim Al Asham berkata : “hai, keraskanlah suaramu, karena aku tdk mendengar apa yg kamu bicarakan”, Hatim berpura-pura tuli agar wanita itu menyangka bahwa Hatim tidak mendengar kentutnya yg membuat dirinya malu itu, kemudian wanita itu pun mengulangi ucapannya dgn agak keras dan Hatim pun menjawabnya dg suara agak keras pula.
Setelah urusan mereka beres, wanita itu pulang dgn gembira dan ia tidak malu lagi dgn suara kentutnya karena ia sudah pastikan bahwa Hatim Al Asham tidak mendengarnya.
Semenjak peristiwa itu, dan sampai 15 tahun <slama wanita itu masih hidup>, Hatim Al Asham selalu b’pura-pura tuli, dan slama itu pula tidak ada seorangpun yg menceritakan kpd wanita itu bahwa sebenarnya pendengaran Hatim Al Asham masih normal selayaknya orang lain.
Sungguh begitu baik budi pekerti Hatim, sehingga ia rela untuk berpura-pura selama 15 tahun demi menjaga nama baik dan perasaan wanita itu.
Setelah wanita itu meninggal dunia, Hatim Al Asham sudah tdk berpura-pura tulilg, jika ditanya org lain, dia dpt menjawabnya dgn mudah, tp ia selalu mengatakan : “berbicaralah yg keras!”, kata-kata itu sudah menjadi kebiasaannya, karena sudah 15 tahun lamanya ia selalu mengucapkan hal itu kepada siapa saja yg menjadi lawan bicaranya.
Semenjak peristiwa itu, maka Hatim diberi gelar AL ASHAM yg artinya si tuli, jd Hatim Al Alsham berarti Hatim yg tuli.
Ada satu kisah tentang cara shalat HatimAl-Asham:
Hatim Al-Asham adalah seorang ahli ibadah dan  sa­ngat bertakwa. Pada suatu hari, ia kedatangan tamu bernama Isham bin Yusuf. “Bagaimana anda melakukan shalat?” tanya tamunya.
“Apabila waktu shalat tiba, saya segera melakukan wudu lahir dan batin,” jawab Hatim.
“Apakah  perbedaan antara kedua wudu itu?”  tanya Isham bingung.
Sambil memperhatikan wajah tamunya, Hatim berkata, “Wudu  lahir adalah mencuci badan dengan air.  Sedangkan wudu batin adalah mencuci jiwa dengan tujuh sifat. Yaitu taubat, menyesali dosa-dosa masa lalu, melepaskan diri dari ketergantungan pada dunia, menanggalkan pujian  dan penghormatan  pada  selain Allah,melepaskan  diri dari kendali  benda,  membuang rasa dendam kesumat,  dan  me­nyingkirkan  kedengkian. Setelah itu aku menuju  mesjid dan bersiap melaksanakan salat sambil memusatkan panda­ngan  ke kiblat. Aku tampil sebagai pengemis  yang papa seakan-akan Allah di hadapanku, surga di sebelah  kanan­ku, neraka disebelah kiriku, Izrail, si pencabut nyawa, di belakangku, dan titian Shirat dibawah telapak  kakiku. Itulah salatku yang terakhir. Setelah itu aku berni­at dan bertakbir lalu membaca surah  Al-Fatihah  dengan seksama seraya merenungkan arti setiap kata  dan  ayat. Kemudian aku lakukan rukuk dan sujud dengan penuh kekhusyukan dan kerendahan hati sambil menumpahkan air  mata. Tasyahhud  kulakukan dengan penuh pengharapan, lalu ku­ucapkan  salam dengan ikhlas sepenuhnya. Sejak tiga  ta­hun, salat yang demikianlah yang kulakukan.”
Isham tercengang mendengar jawaban Hatim.
“Hanya Andalah yang melakukan salat seperti itu,” komentarnya.
Tiba-tiba Isham menangis dan meraung sekuat-kuat­nya sambil berdoa agar dibantu dan diberi kemampuan  me­lakukan ibadah seperti Hatim
Diantara mutiara hikmahnya yang lain:
1. tiada waktu pagi datang melainkan setan mencercaku dengan pertanyaan-pertanyaan yang menggoda, “Apa yang akan kamu makan ?” Apa yang akankamu pakai ? di manakah kamu akan tinggal.” Saya tidak ingin hanyut dalam jebakan pertanyaan itu, maka saya cukup menjawabnya, “Saya akan makan kematian,mengenakan kain kafan, dan tinggal di liang lahat.
2. pernah suatu hari saya ditanya, “Tidakkah kamu menginginkan sesuatu ?” Maka saya jawab, “Saya ingin selalu sehat dari pagi hingga malam hari”. Ditanyakan lagi, “Bukankah kamu sehat selama seharian ?”. saya jawab, “sehat menurutku adalah tidak menjalankan dosa dari pagi hingga malam”.
3. sayapernah dalam suatu pertempuran. Saya pernah ditangkap oleh seorang tentaraturki, kemudian badan saya dilentangkan untuk disembelih. Hati saya tidak merasa takut sedikitpun, bahkan saya menunggu keputusan Allah untukku. Ketika prajurit itu menghunus pedangnya untuk menyembelih diriku, tiba-tiba meluncursebuah anak panah menembusnya sampai mati sehingga ia terlempar dariku. Sayapunsegera berdiri.
4. barangsiapa memasuki mazhab kami, hendaklah bersedia menerima empat hal kematian.Mati putih karena lapar, mati hitam karena menanggung penderitaan dari manusia,mati merah karena berbuat ketulusan untuk melawan hawa nafsu, dan mati hijaukarena fitnah.
Ada 8 nasihat yang diberikan oleh Hatim Al-Asham kepada sahabatnya pada waktu itu. Renungkan lah riwayat berikut ini:
Suatuhari, Hatim al-Asham ditanya oleh sahabatnya, Syaqiq al-Balkhi, semoga ALLAH merahmati keduanya.
“Kau telah bersahabat denganku selama 30 tahun, apa yang kau dapatkan selama ini?” tanya Syaqiq.
“Aku telah mendapatkan 8 pelajaran yang kuharapkan dapat menyelamatkanku,” jawab Hatim
“Apa saja pelajaran itu?”
“Pertama: Kuamati kehidupan manusia, kudapati setiap manusia memiliki kecintaan dan kesayangan.Daribeberapa kecintaannya itu, ada yang menemaninya sampai pada sakit yang menyebabkan kematiannya, dan ada yang mengantarnya sampai ke pekuburan, setelah itu mereka semua pergi meninggalkannya seorang diri, tidak ada satu pun orangyang bersedia masuk ke dalam kubur menemaninya. Kurenungkan hal ini lalu kukatakan : Sebaik-baik kecintaan adalah yang mau menemani seseorang di dalam kubur dan menghiburnya. Aku tidak mendapatkan yang demikian itu kecuali amal saleh.Oleh karena itu, kujadikan amal saleh sebagai kecintaanku agar dapat menjadi pelita kuburku, menghiburku di dalamnya, dan tidak akan meninggalkanku seorang diri.
“Kedua: Kuperhatikan bahwa manusia selalu memperuntuhkan hawa nafsunya, dan bersegera dalam memenuhi keinginan nafsunya.Lalu kurenungkan wahyu ALLAH Ta’ala :
Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, makasesungguhnya Surgalah tempat tinggal(nya). [an-Nazi’at/79:40-41]
Aku yakin bahwa Qur’an adalah haqdan benar, maka aku bersegera menentang hawa nafsuku dan menyiapkan diri untuk memeranginya. Tidak sekali pun aku ikuti kehendaknya sampai akhirnya ia tunduk dan taat kepada ALLAH.
Ketiga: Aku liat setiap orang berusaha mencari harta dan kesenangan duniawi, kemudian menggenggamnya erat-erat. Lalu kurenungkan wahyu ALLAH Ta’ala :
Apa yang ada di sisimu akan lenyap,dan apa yang ada di sisi ALLAH kekal… [an-Nahl/16:96]
Karena itu, kubagi-bagikan dengan ikhlas penghasilanku kepada kaum fakir miskin agar menjadi simpananku kelak disisi-Nya.
Keempat: Kuperhatikan sebagaian manusia beranggapan bahwa kemuliaan dan kehormatan terletak pada banyaknya pengikut dan famili, lalu mereka berbangga-bangga dengannya. Yang lain mengatakan terletak pada harta yang melimpah dan anak yang banyak, lalu mereka bermegah-megah dengannya. Sebagian yang lain mengira terletak dalam merampok harta orang lain,menzalimi dan menumpahkan darah mereka. Dan sebagian lagi menyakini bahwa kemuliaan dan kehormatan terletak dalam menghambur-hamburkan dan memboroskan harta. Aku lalu merenungkan wahyu ALLAH Ta’ala :
….sesungguhnya orang yang palingmulia di antara kalian di sisi ALLAH adalah orang yang paling bertaqwa diantara kalian….[al-Hujurat/49:13]
lalu kupilih takwa karena aku yakinbahwa Qur’an itu haq dan benar, sedang pemikiran dan pendapat mereka keliru dan tidak langgeng.
Kelima: Kuperhatikan manusia sering saling menghina dan bergunjing (ghibah). Perbuatan buruk itu ditimbulkan oleh perasaan dengki (hasad) sehubungan dengan harta, kedudukan, dan ilmu.Kemudian kurenungkan wahyu ALLAH Ta’ala :
….Kami telah menentukan pembagiannafkah hidup di antara mereka dalam kehidupan dunia….[az-Zukhruf/43:32]
Maka tahulah aku, bahwa pembagian itu telah ditentukan oleh ALLAH sejak di alam azali. Oleh karena itu,aku tidak boleh mendengki siapa pun dan harus rela dengan pembagian yang telah diatur oleh ALLAH Ta’ala.
Keenam: Kuperhatikan manusia saling bermusuhan satu dengan lainnya karena berbagai sebab dan tujuan. Lalukurenungkan wahyu ALLAH Ta’ala :
Sesungguhnya setan itu adalah musuhbagi kalian, maka anggaplah ia musuh (kalian)….[Fathir/35:6]
Maka sadarlah aku, bahwa aku tidak boleh memusuhi siapa pun kecuali setan.
Ketujuh : Kuperhatikan setiap orang berusaha keras dan berlebihan dalam mencari makan dan nafkah hidup dengan cara yang menyebabkan mereka terjerumus dalam perkara yang syubhat dan haram, juga dengan cara yangdapat menghinakan diri dan mengurangi kehormatannya. Lalu kerunungkan wahyuALLAH Ta’ala :
Dan tidak ada satu binatang melatapun di bumi ini melainkan ALLAH-lah yang menanggung rezekinya.[Hud/11:6]
Maka sadarlah aku, bahwa sesungguhnya rezeki ada di tangan ALLAH Ta’ala, dan Ia telah memberikan jaminan. Oleh karena itu, aku lalu menyibukkan diri dengan ibadah dan tidak meletakkan harapan pada selain-Nya.
Kedelapan: Kuperhatikan sebagian orang yang menyandarkan diri pada benda-benda buatan manusia, sebagian orang bergantung pada dinar dan dirham, sebagian pada harta dan kekuasaan, sebagian pada kerajinan dan industri, dan sebagian lagi pada sesama makhluk. Lalu kurenungkan wahyu ALLAH Ta’ala :
….dan barang siapa bertawakal kepadaALLAH niscaya Ia akan mencukupi (keperluan)-nya. Sesungguhnya ALLAHmelaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya ALLAH telah mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu.[at-Thalaq/65:3]
Maka aku pun lalu bertawakal kepadaALLAH Ta’ala dan mencukupkan diri dengan-Nya, karena Ia adalah sebaik-baik Dzat yang bisa kupercaya untuk mengurus dan melindungi semua kepentinganku.”
(Setelahmendengar uraian Hatim) Syaqiq berkata, “Semoga ALLAH memberimu taufik. Aku telah membaca Taurat, Injil, Zabur dan Furqan (Qur’an) ternyatasemua kitab itu membahas kedelapan persoalan ini. Oleh karena itu, barang siapa mengamalkannya, maka ia telah mengamalkan keempat kitab tersebut.”
Subhanallah…smoga kita bisa lebih mencintai ALLAH…melebihi apapun…bisa mengambil pelajaran dari kisahi HATIM AL-ASHAM..
Amiin..

proceding NURHADI publish

http://repository.ut.ac.id/6673/1/fekonisip2014.pdf

http://repository.ut.ac.id/6367/1/FMIPA2016.pdf
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/8517/FULL%20PAPER%20JOUZAR%20FAROUQ%20ISHAK.pdf?sequence=1http://semnas.fekon.ut.ac.id/wp-content/uploads/prosiding/bukuproceeding2107-1.pdf
http://semnas.fekon.ut.ac.id/wp-content/uploads/prosiding/bukuproceeding2107-2.pdfhttp://semnas.fekon.ut.ac.id/wp-content/uploads/prosiding/bukuproceeding2107-2.pdf
http://semnas.fekon.ut.ac.id/wp-content/uploads/prosiding/bukuproceeding2107-1.pdf
http://semnas.fisip.ut.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/JADWAL-PRESENTASI-SESI-PARALEL.pdf

Jumat, 22 September 2017

tugas bank dan lembaga keuangan

TUGAS PERKULIAHAN TENTANG RUANG LINGKUP BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
YANG TELAH DIJELASKAN DALAM MODUL HARAP DISELESAIKAN DENGAN BAIK TRIM

tugas pertemuan 1

 MENGENAL DIRI SENDIRI
JAWABLAH PERTANYAAN YANG TELAH SAYA BERIKAN DALAM TATAMUKA DIKELAS SOAL 5 KASUS ?

tugas pengabdian mahasiswa


No Nim Nama Kelas
1 21160029 SASVIA DESIANA IKHTARI 21.3A.25
2 21160034 INDRIA KUMALA 21.3A.25
3 21160043 AJENG PUJI LESTARI 21.3A.25
4 21160049 SANIA AGUSTIN 21.3A.25
5 21160060 MEKAR FAUZIAH 21.3A.25
6 21160074 VIERA SEPTIA NUR 21.3A.25
7 21160078 RATU SARAS FERBIANA 21.3A.25
8 21160091 NENENG SUAIDAH 21.3A.25
9 21160107 EKA LITNA THERESYA 21.3A.25
10 21160142 ADE ZAKIAH SOLEHAH 21.3A.25
11 21160182 ISMI LAILA FITRI 21.3A.25
12 31140134 SILVANY IDRUS 31.5A.25
13 31150028 NUR PUTRIYA SUCIATI 31.5A.25
14 31150053 IQBAL HADIYANSYAH 31.5A.25
15 31150059 MAWANTI BR NAINGGOLAN 31.5A.25
16 31150076 VIRKY SEPTIAN DWI PUTRA 31.5A.25
17 31150113 DEVYRA MILANWAR 31.5A.25
18 31150143 REZA NURDIANZA 31.5A.25
19 31150145 AYU WULANDARI 31.5A.25
20 31150178 ANNISA HAPSARI 31.5A.25
21 31150242 ANDI DHUHA IMADUDDIN 31.5A.25

Selasa, 19 September 2017

NAMA MAHASISWA KELOMPOK RISET 12.3E.03 TNG

No Nim Nama
1 12152652 BANGKIT SASONGKO
2 12160002 SIGIT SUNAN
3 12160030 YANU SUANDRI
4 12160083 OJI SAPUTRA
5 12160664 LATIFATU SAKWANAH
6 12160770 ALTIH AMRIASIH
7 12160782 JOKO YULIANTO
8 12160967 VICARIO VONSESCA
9 12161049 ANDRI WAHYUDI
10 12161082 RIAN ARI SANDI
11 12161410 SUCI SA'DIAH FATHUR ROHMAH
12 12161422 EGA RAMADHANI
13 12161628 PRASETYO NINGSIH
14 12161719 ERNAWATI FAJRIAH
15 12162259 DEWA AYU RAPIKA SUCI
16 12162261 ELYANUR
17 12162400 MUHAMAD UBI SULBI
18 12162484 LENI
19 12163348 YULIANA SETYANINGSIH
20 12163407 DEDE YUSUF
21 12163554 MUHAMMAD EKO SAFRIZAL
22 12163856 BACHTIAR MOH RIZKY
23 12164392 KHALIDZAL AHMAD SAEBANI
24 12164479 YENNY SUKOWATI
25 12164574 DENY BONARUHUT TAMBA
26 12164615 ABDUL RAHMAT
27 12164917 HANNIE
28 12164972 ROMDAH
29 12165160 ROBERTUS ARIS DONO PRASETYA
30 12165251 MUHAMAD JAELANI
31 12165438 MUKHAMAD ROZIQUN
32 12165537 RISKA MEILIANI
33 12165568 RAMA HARDIMAN GETAR H
34 12165700 SEPTIAN PUTRA PRADANA
35 12165926 DANIEL OKTAVIANO DAELY
36 12165967 KURNIAWAN
37 12165982 AHMAD JUANG KOSASIH
38 12166181 ERIC PURNAMA
39 12166232 HERMAWAN PUTRA
40 12166242 ANDRI PURNAMA
41 12166770 INGESTI ALAMANDA SEPTA
nama absen kelompok dihitung kebawah 7 team

Kamis, 13 April 2017

13.4C.25 tugas takehome

Panduan & Sistematika Penulisan Tugas Akhir ( TA )
tulis pertanyaan dan jelaskan disetiap jawaban tersebut

11.4A.25 tugas take home

Panduan & Sistematika Penulisan Tugas Akhir ( TA )
soal dan jawaban dan jelaskan 

Dr. Snouck adalah manusia dasa muka, seorang sarjana dan mata-mata

Adalah tepat rasanya Firman Allah yang menyatakan bahwa seorang munafik lebih berbayaha dibandingkan orang kafir. Kenyataan sejarah menunjukan bahwa kehancuran Islam di Indonesia tidak dilakukan oleh orang-orang kafir,  melainkan oleh mereka yang “menyerang dari dalam” alias para munafiqun.
Sepanjang berabad-abad perjalanan sejarah bangsa ini kiranya sudah cukup untuk membuktikan hal tersebut. Serangan bangsa-bangsa barat ke kerajaan-kerajaan Islam di nusantara terbukti tidak berhasil menghancurkan keimanan umat Islam melainkan sebaliknya, menguatkan semangat keislaman mereka. Para penjajah mengetahui hal ini dan mereka akhirnya melupakan niatan untuk menghilangkan keimanan umat Islam, mereka tidak punya kekuatan untuk itu. Pilihan akhirnya adalah menguasai umat Islam tanpa perlu mengubah keimanan mereka. Bagaimana melakukannya ? Cukup kuasai orang-orang yang keimanannya paling rendah di antara mereka dan jadikan mereka penguasa. Tindakan ini tentunya akan mendapatkan perlawanan dari kalangan konservatif, oleh karena itu perlu dilakukan tindakan lain untuk melemahkan kalangan konservatif ini. Bagaimana caranya ? hancurkan dari dalam. Devide et Impera. Belanda benar-benar mengetahui titik kelemahan umat Islam di Indonesia yang kekuatannya bagaikan istana pasir. Berikan sedikit bumbu perpecahan, dan mereka akan segera terpecah belah.
Strategi tersebut tidak lahir begitu saja melainkan lewat pengalaman berdarah-darah yang dialami Belanda dalam usahanya menguasai Nusantara. Adalah berkat jasa seorang Dr. Snouck Hurgronje,  upaya melemahkan perlawanan umat Islam bisa berhasil dilakukan dengan sangat licin. Sebagian episode praktik Snouck dapat dilihat dalam buku “Perang Gayo Alas Melawan Kolonialisasi Belanda” (Balai Pustaka, 1983). Buku karangan M.H. Gayo ini membahas secara khusus peranan Dr. Snouck dalam perang Gayo di awal abad-20. Sang penulis mengakui kalau Snouck lewat pemikiran-pemikiran liciknya memiliki andil banyak dalam menghancurkan perlawanan rakyat Gayo terhadap penjajah. Berikut adalah ringkasan kisahnya.

Perang melawan kolonialis Belanda di Tanah Gayo dan Alas 1903, adalah bagian dari perang Aceh 1873. Beberapa tahun sebelum dan selama perang Gayo dan Alas berlangsung, yang menjadi Gubernur Militer Belanda di Aceh adalah Jenderal Van Heutsz. Ia diangkat menempati posisi tersebut pada tanggal 10 Mei 1898.
Selama Van Heutsz berkuasa di Aceh, perang Aceh memasuki periode banjir darah yang yak habis-habisnya. Politik tangan besi dijalankan. Tidak ada damai dengan pejuang-pejuang terutama dengan para alim ulama Aceh. Pengejaran terus-menerus terhadap pejuang-pejuang Aceh tak henti-hentinya. Penghancuran demi penghancuran dilancarkan. Jendera Van Heutsz di mata rakyat Aceh Gayo dan Alas adalah seorang jenderal yang bengis.
Dalam melaksanakan politik tangan besinya itu, Van Heutsz mendapat seorang penasihat ulung, seorang kawan lamanya, yaitu Dr. C. Snouck Hurgronje, seorang ahli tentang Islam, Aceh, dan tentang Gayo, atau dalam bahasa Belanda Islam kenner, Atjeh kenner, dan Gajo kenner. Dr. Snouck langsung diangkatnya menjadi penasihat politiknya, segera setelah dia diangkat menjadi Gubernur Militer Aceh.
 Kedua-duanya adalah kawan lama, sejak masih duduk di bangku sekolah di Breda, Belanda. Snouck sekolah HBS sedangkan Van Heutsz dalam kursus militer. Kemudian bertemu lagi di Den Haag, Snouck sebagai guru dan Van Heutsz sekolah di sekolah tinggi militer. Selanjutnya bertemu lagi di Indonesia, Van Heutsz sebagai komandan batalyon di Meester Cornelis (Jatinegara), sedang Snouck sebagai penasihat Pemerintah Hindia Belanda.
Akhirnya kedua-duanya bertemu dalam satu lapangan di medan perang Aceh. Yang satu sebagai Gubernur Militer sedangkan satunya lagi sebagai penasihat politik, yang memasak, mengolah, mengatur siasat, dan memberi perintah untuk menghancurkan Aceh, Gayo, dan Alas. Bagi Van Heutsz, Dr. Snouck seorang yang berjasa baginya, karena dia telah mengusukannya menjadi Gubernur Militer Aceh.

Snouck sendiri lahir pada tanggal 8 Februari 1857 di Costerhout Nederland, yang berasal dari keturunan Yahudi. Setelah selesai sekolah HBS, dia melanjutkan pelajarannya di Sekolah Tinggi Leiden, mempelajari jurusan teologi, sastra Arab, dan agama Islam. Pada tahun 1880 dia mendapat promosi doktor dengan proefshrift-nya “Het Mekkaansche Feest” hingga dia dianggap sebagai ahli tentang Islam.
Sejak di perguruan tinggi, dia telah memperhatikan perang Aceh, dan telah melihat kekeliruan politik Aceh yang dilaksanakan pemerintah Belanda, hingga Aceh belum dapat dikalahkan. Karena itu dia memperdalam pengetahuan mengenai Islam dan Aceh secara lebih mendalam.
Untuk itu Snouck pergi ke Mekah untuk mempelajari Islam di sana. Selama perang Aceh berlangsung antara 1884 sampai 1885, setelah perang Aceh berlangsung selama 11 tahun, dengan segala akal busuknya Snouck menyelundup ke kota suci Mekah dengan menggunakan nama palsu “Abdul Gaffar”. Ia berhasil masuk dan bermukim di sana dengan segala tipu dayanya.
Selama Snouck alias Abdul Gaffar tinggal di Makkah, ia berkesempatan untuk bertemu jemaah haji Indonesia yang naik haji di musim haji ke Mekah. Dia berhasil mendapat keterangan-keterangan penting, mengenai situasi perang Aceh dari jemaah haji Aceh sendiri. Tidak ada yang curiga kepadanya karena penampilan begitu meyakinkan.
Selain itu Snouck telah bertemu pula di kota Mekah dengan seorang pengkhianat Aceh yaitu “Habib Abdurrahman”, Habib Abdurrahman adalah seorang keturunan Arab yang mendapat kepercayaan dari Sultan Aceh ketika dia masih berada di Aceh. Karena ketika perang Aceh, Sultan Muhammad Daud masih muda, maka kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan sementara dipercayakan kepada kepadanya sebagai Mangkubumi, bersama Panglima Polim dan Malikul Adil. Tetapi ternyata kemudian bahwa Habib Abdurrahman telah menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dia berkhianat kepada Aceh.
Pada tanggal 25 Agustus 1878, dia menulis surat kepada komando Militer Belanda di Lambaro tentang keinginannya untuk menyerah kepada Belanda. Van Lamberge dan Van der Heijden menyetujui penyerahan Habib ini. Habib selanjutnya meminta syarat supaya dia dengan 400 orang famili dan pengikutnya diberangkatkan ke Mekah dengan kapal perang Belanda . Belanda kemudian menyetujui dan memberangkatkan dirinya beserta 20 pengikutnya ke Mekah. Sebelum berangkat dia sempat mengirim surat kepada pemimpin Aceh untuk menyerah kepada Belanda. Tetapi ajakan itu tidak mendapat sambutan melainkan Habib Abdurrahman dicap sebagai “pengkhianat”. Di Mekkah Habib Abdurrahman banyak memberikan informasi berharga seputar Aceh kepada Snouck.
Setelah setahun Snouck berada di Mekah, kedoknya terbuka, berhubung dengan berita-berita pers di dunia barat, bahwa Abdul Gaffar bukanlah untuk belajar Agama Islam di Mekah, melainkan seorang Spion. Karena itu dengan tergesa-gesa Abdul Gaffar keluar dan meninggalkan kota suci Mekah. Sejak itu Snouck pindah ke Aceh.
Pada tahun 1891 Snouck diangkat menjadi Penasihat Bahasa Timur dan Hukum Islam dari Pemerintah Hindia Belanda. Kesempatan itu digunakannya untuk mempelajari Aceh dari segala sisinya. Ia berhasil membuat laporan penting berjudul “Laporan sekitar situasi agama dan politik di Aceh”. Setelah itu Snouck juga membuat laporan tentang Tanah Gayo yang berjudul “Tanah Gayo dan penduduknya”.
Untuk mendapatkan keterangan-keterangan mengenai Gayo tersebut, Snouck banyak mendapatkan informasi dari ekspedisi pasukan Belanda. Ekspedisi pertama dilakukan Van Daalen yang ketika itu masih berpangkat Mayor. Sedangkan ekspedisi kedua dilancarkan Kapten JHL. Scheniders tahun 1902. Ekspedisi ketiga dipimpin Kapten Van der Maaten. Keempat oleh Letnan Scheepens. Dan terakhir oleh Kapten Colijn. Akhirnya pada tahun 1903 Snouck berhasil menerbitkan buku mengenai tanah Gayo tersebut.
Hasil-hasil penelitian Snouck digunakan Gubernur Militer Aceh, Van Heutzs untuk melakukan penyerangan terhadap Aceh dan Gayo yang dilakukan korps Marsose di bawah pimpinan Van Daalen tahun 1904. Sebelum itu Snouck telah sering mengkritik kebijakan militer Belanda di Aceh yang dianggapnya tidak efektif. Dia menganggap strategi mengurung diri dalam garis konsentrasi sebagai suatu kesalahan besar.
Tindakan ini sama asrtinya dengan membuat serdadu-serdadu seperti monyet yang diikat kakinya dalam kurungan, yang kalau dipukul tidak bisa melakukan pengejaran terhadap pemukulnya.
Politik berdamai dan mencari hubungan dengan Sultan juga dianggap tidak berguna karena di Aceh alim ulamalah yang memegang kendali semangat perjuangan rakyat Aceh. Karena itu tidak ada damai dengan kaum aliran ulama. Kepada mereka hanya pelor yang harus bicara.

Politik tangan besi yang diajukan Snouck baru mendapat tanggapan ketika Van Heutzs menjabat Gubernur Militer. Keduanya memiliki pendirian yang bersamaan menghadapi perang Aceh. Di sisi lain, Snouck juga melakukan politik adu domba antara raja dengan alim ulama, serta memutarbalikkan ajaran agama Islam berkat keahliannya dalam Islam. Snouck kerap keluar masuk daerah Gayo dengan menggunakan nama samaran “Haji Putih” atau “Habib Putih”.
Berkat keahliannya berbahasa Arab dan mengaji Qur’an, dia mendapat sambutan rakyat dan alim ulama di Tanah Gayo. Kesempatan ini digunakannya untuk mengorek rahasia kekuatan semangat perjuangan rakyat Gayo, sambil mengadu domba antara raja-raja dengan para alim ulama, antara ulama dengan ulama, memutarbalikkan ajaran-ajaran agama, memperbesar perbedaan mazhab dan sebagainya. Membesar-besarkan kekuatan Belanda agar moril masyarakat jatuh…
Tetapi suatu ketika kedoknya terbuka ketika sedang mengadakan pengajian di langgar-langgar. Para pejuang Gayo yang hendak menangkapnya gagal karena ia keburu melarikan diri keluar tanah Gayo.
Demikianlah peranan Dr. Snouck yang dikenal sebagai ahli tentang Islam, ahli Aceh dan ahli Gayo itu telah mempergunakan keahliannya untuk menghancurkan Islam, Aceh, Gayo, dan Alas. Ia mendorong Van Heutzs untuk menggunakan strategi tangan besi. Pejuang-pejuang Aceh harus dikejar terus menerus, dan dihancurkan tanpa belas kasih. Ketika van Daalen menyerang tanah Gayo dan Alas tahun 1904, ia meninggalkan pembantaian yang luar biasa.

Pada hakikatnya tiga tokoh perang Dr. Snouck, Van Heutzs, dan Van Daalen adalah tiga sekawan yang telah membawa kemenangan bagi Belanda dalam perang Gayo-Alas. Dr. Snouck sebagai otaknya, Van Heutzs sebagai komando perang dan Van Daalen sebagai algojo pelaksana penyerbuan dan pembantaian.
Peranan Dr. Snouck telah muncul dalam dasa muka yang beraneka ragam, dalam perang Aceh, Gayo, dan Alas, Dr. Snouck bukan saja sebagai seorang sarjana yang telah bekerja untuk kepentingan ilmu pengetahuan, tetapi juga telah muncul sebagai penyelidik, pelapor, pengadu domba, sebagai spion, sebagai mata-mata. Sarjana Dr. Snouck telah mempergunakan ilmu pengetahuan Islamnya untuk menghancurkan rakyat Gayo-Alas dan lawan-lawannya untuk menjajah, dan menguasai tanah dan rakyatnya.

Dari sedikit kisah di atas pada dasarnya kita bisa mahfum bahwa bukan kekerasan lah yang bisa menghancurkan umat Islam melainkan tipu daya. Tiga setengah abad penguasaan Belanda atas Nusantara tidak berhasil “mengkristenkan” umat Islam tapi mereka berhasil menguasai Umat Islam sehingga tidak mampu melakukan perlawanan. Bagaimana caranya adalah seperti yang dilakukan Snouck di Aceh : Mengadu domba antara penguasa dengan alim ulama, antara ulama dengan ulama, memutarbalikkan ajaran-ajaran agama, memperbesar perbedaan mazhab dan sebagainya.
Apakah kini umat Islam di Indonesia masih lemah ? Itu mungkin karena musuh masih menggunakan strategi Snouck di atas. Mereka berusaha menjauhkan umat Islam dari pemimpinnya, membesar-besarkan perbedaan dan membajak ajaran agama Islam. Apa yang bisa kita pelajari dari kasus Snouck ini adalah bahwasannya tokoh pengadu domba itu tampil dalam balutan “sorban dan kesalehan”. Itulah sebabnya Quran memperingati bahayanya kaum Munafiqun karena kerusakan yang dihasilkan sangat luar biasa. Mereka yang ingin menghancurkan umat Islam di Indonesia tidak akan memakai “jubah” Komunis atau Sekuler. Mereka mungkin mengenakan sorban, baju gamis, janggut panjang, atau dahi yang hitam. Merekalah yang setiap saat menyuarakan perpecahan, kebencian terhadap pemimpin atau perbedaan di antara umat. Belajarlah dari sejarah… Mungkin orang-orang seperti ini berada di tengah-tengah kita, dan kita tidak sengaja telah menjadi korban darinya.